Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” kesalah yang dibuat oleh manusia yang menyababkan musibah ada dua jenis :
1.      Kesalahan yang mempunyai hubungan langsung dengan terjadinya musibah, seperti: penebangan hutan secara liar akan menyebabkan banjir dan tanah longsor dll, zina (seks bebas, atau homo seks) menyebabkan virus HIV/ AIDS, pengrusakan lingkungan menyebabkan terjadinya pemanasan global, perubahan musim dsb.
2.      Kesalahan berupa dosa. Seperti: syirik, bid’ah, dan berbagai kemaksiatan dan kemungkaran yang kian merajalela. Ini memang tidak ada hubungan langsung dengan bencana, tetapi kemaksiatan dan kemungkaran itu mengundang murka Allah, yang bisa berupa musibah atau hilangnya berkah.
Dosa dan kemaksiatan akan menyebabkan terjadinya musibah, dan musibah bisa berupa siksaan dan kehancuran. Sejarah telah membuktikan:
    1. Kaum Nabi Nuh ‘alaihi salam ditenggelamkan Allah dengan banjir bah karena ingkar dan menentang ajaran Nabi Nuh ‘alaihi salam.
    2. Kaum Nabi Luth ‘alaihi salam dihancurkan Allah dengan hujan batu yang sangat panas karena perbuatan keji mereka berupa homo seks.
    3. Kaum Nabi Syueb ‘alaihi salam yang menyombongkan diri dibinasakan Allah dengan suara guntur, sehingga mereka bergelimpangan.
Lalu apa tindakan kita, dan bagaimana sikap kita dalam hal ini?!
  1. Tidak merusak lingkungan, karena orang beriman akan memakmurkan bumi dengan menjaga dan melestarikan lingkungannya, bukan menebangi hutan untuk kekayaan pribadi misalnya, dst.
  2. Masing-masing individu mengakui dosa dan kesalahan kepada Allah, seperti syirik, bid’ah, maksiat, dan kesia-siaan. Bukan saling menyalahkan atau mencari kambing hitam.
  3. Sadar, dan takut kepada Allah, serta bertobat kepada-Nya.
  4. Memperbanyak istighfar kepada Allah.
  5. Tidak merasa aman dari azab Allah.
  6. Sabar kalau sedang ditimpa musibah. Karena musibah adalah bagian dari ketentuan Allah. Menerimanya adalah wajib, karena ia termasuk kesempurnaan iman dan ridho kepada Allah sebagai Rabb. Dan Allah memuji orang-orang yang sabar
Bila demikian adanya, tentu setiap orang dari kita mendambakan untuk mendapatkan keberkahan dalam pekerjaan, penghasilan dan harta kita. Setiap kita pasti bertanya-tanya: bagaimanakah caranya agar usaha, penghasilan dan harta saya diberkahi Allah?
1. Iman kepada Allah.
Inilah syarat pertama dan terbesar agar rizqi kita diberkahi Allah, yaitu dengan merealisasikan keimanan kepada Allah Ta’ala. Diantara perwujudan iman kepada Allah Ta’ala yang berkaitan dengan penghasilan ialah dengan senantiasa yakin dan menyadari bahwa rizqi apapun yang kita peroleh ialah atas karunia dan kemurahan Allah semata, bukan atas jerih payah atau kepandaian kita. Yang demikian itu karena Allah Ta’ala telah menentukan jatah rizqi setiap manusia semenjak ia masih berada dalam kandungan ibunya
2. Amal Sholeh.
Yang dimaksud dengan amal sholeh ialah menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan syari’at yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah hakikat ketaqwaan yang menjadi persyaratan datangnya keberkahan
3. Mensyukuri Segala Nikmat.
Tiada kenikmatan -apapun wujudnya- yang dirasakan oleh manusia di dunia ini, melainkan datangnya dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu Allah Ta’ala mewajibkan atas mereka untuk senantiasa bersyukur kepadanya, yaitu dengan senantiasa mengingat bahwa kenikmatan tersebut datangnya dari Allah, kemudian ia mengucapkan hamdalah, dan selanjutnya ia menafkahkannya di jalan-jalan yang di ridhoi Allah. Orang yang telah mendapatkan karunia untuk dapat bersyukur demikian ini, akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya, sehingga Allah akan senantiasa melipat gandakan untuknya kenikmatan:
4. Menunaikan Zakat (Shodaqoh)
Zakat, baik zakat wajib atau sunnah (shodaqoh) adalah salah satu amalan yang menjadi penyebab turunnya keberkahan
5. Bekerja di waktu pagi.
Diantara metode agar keberkahan dari Allah dapat kita peroleh ialah dengan memupuk subur semangat untuk hidup sehat dan produktif serta menyingkirkan sejauh-jauhnya sifat malas. Yang demikian itu dengan cara memanfaatkan setiap waktu yang Allah karuniakan kepada kita pada hal-hal yang berguna dan mendatangkan kemaslahatan bagi hidup kita. Dan diantara waktu yang paling bagus untuk bekerja dan mencari rizqi ialah waktu pagi,